Menjadi Tamu Selepas Isya bagi Sahabat The Smiling Profesor

 

Lampung – integritas-news-- Sore kemarin, seorang sahabat menelpon sahabat menelpon saya. “Kiai kayaknya nanti malam kita batal ngopi di Sheraton dengan bang Andi (Dr. Andi  Desfiandi). Prof. Mukri ngundang ngopi di rumahnya”, ujar Juwendra Asdiansyah, sahabatku yang mantan Pimred Tribun. “OK Siiip, habis isya ya”, timpalku. Malam tadi selepas isya  saya langsung memacu si hitam menuju daerah Jl. RA Basyid, rumah kediaman sahabat Mukri.

Prof. Mukri, demikian kami memanggilnya,  merupakan salah satu sahabat baik kami disebuah komunitas (duajurai). Sejak beberapa tahun lulu, kami sering berkumpul, makan malam dan bercerita berbagai hal, termasuk Visi dan misinya membangun UIN RIL dimasa kepemimpiannya.  Kami menyebutnya the smiling Profesor, karena ia adalah orang yang ramah dan senyum yang selalu  mengembang dinwajahnya. Bicaranya yang lembut  dan santun, membuat kita merasa teduh didekatnya.

Malam ini kami menjadi tamu selepas isya dikediamannya. Prof.  Mukri sudah menungu kami dan langsung cipika-cipiki karena cukup lama tidak bertemu. Malam ini  banyak cerita termasuk pertanian., strategi kepemimpinan dan hal-hal spiritual. Berbagai hidangan menemani silaturahmi yang luar biasa, ada suguhan aneka kue, pempek dan kue ketimus sukun yang sengaja saya panen dari belakang rumah. Kami semua bersetuju bahwa kita perlu bersemangat untuk terus berbuat baik.

Prof. Mukri adalah tokoh Lampung,  ketua PW Nahdatul Ulana Lampung dan rektor UIN-RIL Ia dikenal sebagai santri kutu buku yang menjadi mahaguru. Dipanggung akademik, ia adalah  rektor UIN Raden Intan Lampung selama 11 tahun (2011-2022). Dimasa kepenimpinan Prof. Mukri, perguruan tinggi yang dulunya bernama IAiN Raden Intan itu bertransfromasi menjadi UIN RIL. 

UIN RIL kini tidak hanya maju dan berkembamg tetapi meloncat jauh ke depan menjadi salah satu perguruan tinggi papan atas. Berbagai infrastruktur bangunan dan masjid modern telah dibangun di kampus  ini, membuat semua kita terperangah. Satu hal yang saya sampaikan kepadanya semalam, hampir semua bangunan yang ia bangun memiliki kualitas yang pantas diacungi dua jempol. 

Jabatan memanglah merupakan amanah yang dibatasi oleh waktu. Karenanya seorang pemimpin memang harus berpacu dengan waktu untuk menorehkan karya dan prestasi yang  tidak hanya bermanfaat bagi umat, bangsa dan negara. Begitu banyak karya monumental yang dibangun pada masa kepemimpinan beliau. Salah satunya karya monumentalnya  adalah Masjid Safinatul Ulum yang diresmikan oleh Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin beberapa waktu lalu sebelum menutup kegiatan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama. Masjid yang berkapasitas 6000 jamaah ini luar biasa indahnya, apalagi letaknya yang di pinggir danau. 

Selain masjid yang tak kalah fenomenal adalah gedung rektorat baru 9 lantai yg luar biasa megah dan mewahnya. Ada pula sport center dengan berbagai fasilitas termasuk kolam renang dengan standar olimpiade. Semuanya menjadi legacy beliau yang akan selalu dikenang sampaikan akhir masa. Beberapa minggu lalu, luar biasa, kita mendengar UIN-RIL menjadi salah satu Perguruan Tinggi dengan akreditasi “Unggul”. Selamat buat UIN-RIL.

Teruslah tersenyum sahabat,

 Sejarah akan mencatat namamu sebagai sosok hebat yang berjasa bagi gemilangnya  pendidikan di bumi Lamoung. Semoga senantiasa diberikan kesehatan dan tetap dalam jalan kebaikan, serta menjadi teladan kami semua. Teruslah berbuat BAIK untuk LAMPUNG yang lebih baik. 

Tidak terasa waktu hampir tengah malam dan kami pamit. Ia malam ini memberikan hadiah khusus buku biografi beliau yang ditulis adinda Juwe. Buku berjudul “The Smiling Profesor” dengan terbal 389 halaman ini secara komprehensif menulis tentang perlajanan karir dan kiprahnya. Sungguh banyak pelajaran yang bisa didapatkan. Salah satunya adalah untuk terus bersemangat menua, berbagi dan bermanfaat.

Satu lagi, sebelum pulang saya juga mendapatkan sarung khusus dari beliau. Mereka berdua secara khusus membubuhkan tanda tangan umtuk buku yang diberikan untuk saya. Saya juga berjanji akan memberikan buku-buku yang pernah saya tulis.

Foto: Tamu selepas isya

0 Comments